Masitha Srikandi Islam

PROLOG :

Ceritainidiangkatdarikisah Raja Fir’aun.Seorang raja yang sangatkejam.Raja fir’aunmemilikikekuasaan yang sangatluas,
karenaluaskekuasaannyamembuatdiasombongdancongkak.Dan puncakkecongkakan Raja Fir’aunketikadiamengangkatdirinyamenjadiTuhan.

BABAK I

Pagiitu, suasanastanasangattenang.Di istana Nampak Raja Fir’aunsedangduduk di singgasananya.Para abdi dating menghanturkansembahmemujarajanya.Hal itumerupakankegiatanrutin di istanasebelum Raja Fir’aunmemulaiaktifitasnyasebagai raja.

Para abdi : “Ampuntuanku raja diraja yang agung, tiada yang menandingi kekuasaantuanku. Terimalahsembah kami wahai raja kami yangagung, junjungan kami.”

Raja Fir’aun : “Sembah kalian akuterima. Bagaimanakeadaanparaabdiku yangsetiadanparahambaku yang akusayangi ? Wahai perdanamenteriku ?”

Menteri : “Semuaberadadalamkekuasaantuanku raja diraja yang agung. Berkatkemuliaantuankusemuaberadadalamkeadaan tentramsesuaidengankeinginantuanku.”

Raja Fir’aun : “Ha..ha..ha..bagus..bagus…! Ketahuilahwahaiparaabdiku. Barangsiapa yang membangkangakankekuasaanku, makadia akanmerasakansiksaku. Dan barangsiapa yang setiakepadaku, makadiaakanmerasakannikmatku.”

Fir’auntertawasenangsambilberdiridarisinggasananya.Jubahnya yang indahberkibar.Fir’aunkemudiandudukkembali di singgasananya.

Raja Fir’aun : “Wahaiparamenteriku, adakahsesuatu yang akan kalian laporkanhariini ?”

Menteri : “Semuaberjalansesuaidengankehendaktuankurajajunjungan kami, semuaabdidanseluruhrakyatmasihsetia di bawahduli tuanku raja diraja yang agung.”

“Hidup raja kami yang agung…Hidup raja kami yang agung” Semuaabdiserentakbersorakmemberikanpujiankepada Raja Fir’aun.

BABAK II

Sementaraitu di Puri Taman Sari, tempatkediamanPutri raja Fir’aun.Tuan Putri Nampak sedangdihiasolehparadayangdaninangpengasuhnya. Salah satudaritukangrias sang putribernamaMasitha. Diasecaradiam-diamtelahmengingkarikekuasaanFir’aundanmengakuikekuasaanIllahiRobbi.

Dayang : “Ampuntuan putrid, kami menghanturkansembah.”

Putri : “Sembah kalian kuterima, wahaiparaabdiku. Akuingindiriasoleh kalian ecantikmungkin, karenasebentar Sebentarlagi aka nada pangerandarinegeriseberangakan Berkunjungkesini.”

Dayang : “Daulattuanku, janganlahkhwatir, kami akanmeriastuanku Menjadi putrid yang sangatcantik.”

Putri : “Bagus..! Akuinginmenjadiseorang putrid yang cantiktiadatandingnya. Dan ketahuilah..! Barangsiapa yang menandingiKecantikankuakanmenerimasiksa yang pedih.”

Para dayangdantukangriaskemudianmulaimeriasptri raja Fir’aun.Masitha yang mendapattugasmenyisirrambuttuan putrid pun mulaimenyisirrambut sang purtri. Namunketikasementaramenyisirrambuttuan putrid, sisir yang dipakaitiba-tibajatuh. Dan denganspontanMasithaberseru “ASTAGFIRULLAH” Tuan putrid kagetmendengarucapanMasitha.

Putri : “Apa yang telahkauucapkanMasitha ?”

Masitha : “Ti..ti..tidakadtuankuputri. Hambatidakmengucapkanapa- Apa.” (Masithamenjawabdengangugup)

Putri : “Akumendengardenganjelashaimasitha. Apa yang telahkau Kauucapkantadi ?”

Masitha : “Hamba..hambahanyamengucapkanastagfirullahtuanku.”

Putri : “Apaituastagfirullah ?”

Masitha : “Mohonampunkepada Allah.”

Putri : “Allah ?Siapaitu Allah HaiMasitha ?”

Masitha : “Allah adalahTuhanhambadanTuhanseluruhalam.”

Putri : “ApakahadaTuhan yang lebihberkuasadariayahku ?”

Masitha : “Dia-Lah Allah, Tuhanhamba yang menciptakanalamdan seluruhisinya, termasukayahanda da Tuan Putribeserta seluruhkerajaanini.”

Putri : “Apa ?KautelahberanimengakuiTuhan lain selainAyahku ?CabutkembaliucapanmuMasitha !Atauakuadukankaukepadaayahanda ?”

Masitha : “Silahkanwahaiputri yang sombong !”

Putri : “Kamutidaktakut ?”

Masitha : “Akutidakpernahtakutkepadasiapapun, akuhanyatakut kepada Allah.”

Putri : “AwaskauMasitha. Akan akuadukanhalinikepada Raja.”

Tuan putri pun kemudianbangkitberdiri, denganpenuhkemarahan.Diamenujuistana raja dikawalolehpengawaldanparadayangpengasuhnya.

BABAK III

SetelahkepergianPutriFir’aun, Masithakembalikerumahnya.SementaraituPutriFir’aun yang dikawalolehparapengawalnyalansungmenujuistana Raja Fir’aun.Istana raja Nampak megah, parahulubalangdanpenjagaberjaga di sekelilongistana.Di dalamistanaFir’aunsementarabercengkramadenganparamenteridanpembantu-pembantunya.Tiba-tibaputrinya yang sangatdisayanginyamenghadap tapa pemberitahuansebelumnya.

Tuan Putri : “Ampunayahanda raja, anandamenghanturkansembah.”

Raja Fir’aun : “Wahaianandaputri, adaapagerangansehinggaananda menghadaptanpakupanggil ?”

Tuan Putri : “Ampunayahanda raja, kalaukedatanganhambamengganggukegiatanayahanda, hambamaumelaporkansesuatu.”

Raja Fir’aun : “Ada masalahapa, wahaianandaputri ?, apakahadapangeranyang mengganggumu di Puri Taman Sari ?”

Tuan Putri : “Bukanayahanda raja, hambamaumelaporkanMasitha.”

Raja Fir’aun : “KenapadenganMasitha ?Bukankahdiaabdi yang paling kaukausayangi ?”

Tuan Putri : “Masithatelahmengingkariayahanda, diamengakuiadaTuhanselainayahanda.”

Raja Fir’aun : “Apa..??? MasithamengakuiadaTuhanselainaku ?”

Tuan Putri : “Benarayahanda, diamengakuiadaTuhan yang lebihberkuasaDaripadaayahanda.”

Raja Fir’aun : “BangsatMasithaitu..!!! Pengawal…!!!”

Pengawal : “Daulattuanku, hambasiapmenerimaperintah.”

Raja Fir’aun : “Cepat !!!Seret Si Masithakeparatitukemari. Dan ingat, bukanhanyaMasitha, suamidananaknyajugabawakesini !!!”

Pengawal : “Daulattuanku, perintahtuankusegerahambalaksanakan.”

Para pegawaldengancepatmelaksanakanperintah Raja Fir’aun, Nampak kegelisahandanamarah di wajahnya.Tidak lama kemudianparapengawaldatangmembawaMasithabersamasuamidananaknya.

Fir’aun : “Masitha..Sayamendengarlaporanputriku, bahwakautelah Menghianatiaku.BenarkahituMasitha ?”

Masitha : “AmpunTuanku Raja, hambatidakmenghianatituanku.”

Fir’aun : “TapikaumengakuiadaTuhan yang lebihberkuasadaripada Aku ?SiapaituMasitha ?”

Masitha : “Hambahanyameyakini, bahwa Allah-lah yang menciptakan alambesertaisinya, tuanku.”

Fir’aun : “Allah ?Siapa Allah itu ?Cobakaupanggildiakemari !”

Masitha : “Allah adalahTuhan Yang MahaEsa, Diatidakberanakdan tidak pula diperanakkan, dantidakadasatupun yang enyerupai bentuknya. Dia-lah yang menciptakanbumibesertaisinya termasukkauwahai raja yang sombong.”

Fir’aun : “BeranisekalikauMasitha. Apakautidaktakutdengan siksaku ?”

Masitha : “Sayahanyatakutkepada Allah, Tuhanhamba.”

Fir’aun : “BangsaaaatkauMasitha !!!Pengawal !!!Cambuksikeparat Ini !”

Pengawal : “Daulattuanku, perintahtuankusegerahambalaksanakan.”

Para pengawalkemudianmencambukMasithabersamasuaminya.SetelahpuasmenyaksikanMasithabersamasuaminyadicambuk, Fir’aunkembalimembujukMasitha.

Fir’aun : “BagamanaMasitha ?Apakahkaumaukembalikepadakudan MelupakanTuhanmuitu ?”

Masitha : “Tidak... Silahkankausiksaakudengancaraapapun !Saya tidakakanmenukarkeyakinankukepada Allah.”

Fir’aun : “Betul-betulgilakauMasitha..Pengawal !Siapkantungku pembakaran, rebus Masithabersamasuamidananaknyadalam minyak yang mendidih !”

Para pengawalkemudianmenyiapkantungkupembakaran, dansetelahsemuanyasiap raja Fir’aunkembalimembujukMasitha.

Fir’aun : “BagaimanaMasitha ?Apakahkaumasihmelawanku ?”

Masitha : “Tidakusahbanyakomonghai raja yang sombong !Tidak ada yang bisamengoyahkankeyakinankukepada Allah.”

Fir’aun : “Pengawal !MasukkansuamiMasithadalamminyak yang mendidih !”

Pengawal : “Daulattuanku.”

PengawalkemudianmemasukkansuamiMasithadalamminyak yang mendidih, semua yang menyaksikanmenahannafas, ngerimembayangkanpedihsiksaanitu.NamunMasithadengantenangnyamenyaksikansuaminyameregangnyawa demi satukeyakinan.Namunketikagilirananaknya, Masithasedikitragu, namun Allah menampakkankekuasaannya, anaknya yang masihberumur 3 bulanitutiba-tibabersuara, “TidakusahraguIbunda, Allah samakita.”DengantenangMasithamemasukkananaknyadalamtungkuminyak, menyusulayahnya.

Fir’aun : “Pengawal !!!MasukkanMasithacepat !!!”

Masitha : “Tidakusahmemasukkansaya, saya yang akanmasuksendiri. AllahuAkbar !!!”

Masithakemudianmencelupkandirinyadalamminyak yang mendidih, Nampak ketenangan di wajahnya, seakan-akandiamasukdalamairyangsejuk.DemikianlahMasithatelahgugursebagaisyahid.Demi suatukeyakinannyawatidakberartiapa-apa.
The End


















































































































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar